BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Rabu, 04 Juli 2012

REMAJA DAN BUDAYA LOKAL

Budaya adalah tradisi, sedangkan budaya lokal merupakan tradisi yang mempunyai kekuatan untuk menjaga suatu kebudayaan yang hidup di tengah masyarakat tersebut. Sebagai masyarakat jawa, penghormatan akan kearifan lokal patut kita budayakan. Begitu pula dengan masyarakat di daerah lain di Negara ini. Budaya lokal adalah hal yang tidak boleh di dilupakan apalagi di tinggalkan. Kekayaan dan keanekaragaman budaya lokal yang dimiliki bangsa ini adalah warisan leluhur bersama yang wajib dijaga dan dilestarikan. Upaya-upaya pelestarian dan penghargaan terhadap kearifan tradisional dan nilai-nilai budaya lokal tidak dapat dipisahkan dari kondisi pemilik dan pengguna utamanya, yaitu masyarakat. Remaja merupakan bagian dari masyarakat yang keberadaannya perlu diperhitungkan. Senagai generasi muda penerus bangsa, tanggung jawab akan kelestarian budaya lokal ada di tangan remaja. Hal pertama yang perlu disadari oleh para remaja adalah bagaimana kita dapat menghargai budaya lokal tersebut. Menghargai erat kaitannya dengan adanya penghormatan, pengakuan, rasa memiliki, dan akhirnya menuju pada usaha-usaha untuk mau menjaga. Wujud pengghargaan remaja terhadap budaya lokal dengan nyata tergambar dalam kesehariannya. Baik dalam pendidikan formal, maupun kegiatan yang bersifat informal dalam lingkungan pergaulan. mengedepankan muatan budaya lokal sebagai sebuah kecintaan terhadap tradisi daerah lokal, sebut saja bahasa jawa, seni tari jawa, seni membatik, itu semua dapat menjadi satu ukuran seberapa besar penghargaan remaja terhadap budaya lokal. Saatnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menaruh perhatian lebih terhadap kearifan budaya lokal, bagaimana budaya lokal dapat di kemas seapik mungkin sehingga menimbulkan daya tarik bagi remaja. Dan dapat merangsang remaja untuk memiliki budayanya. Selain itu, nilai-nilai budaya lokal utamanya yang menyangkut pendidikan budi pekerti sebaiknya di tekankan. Sebagai contoh, betapa hormatnya seorang remaja yang melintas di depan orang yang dituakan lalu membungkukkan badannya dan mengucapkan “Nuwun sewu”. Kondisi demikian semakin langka dijumpai, padahal menyangkut nilai-nilai budaya lokal. Demikian pula pada aspek kehidupan lain.Seperti etika berbicara. Nilai-nilai lokal mengajarkan sopan santun dan menghargai yang dituakan , sehingga ketika salah seorang yang dituakan berbicara maka pantang memotongnya dan secara santun mengeluarkan pendapat ketika ingin menanggapi pembicaraan tersebut. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah seberapa pentingnya penghargaan remaja terhadap budaya lokal? Dewasa ini, terdapat beberapa tantangan dampak globalisasi bagi remaja. Salah satunya kemajuan zaman dan pola pikir remaja tidak lagi dapat dibatasi. Tidak dapat di pungkiri ada anggapan bahwa budaya tradisional tidak mampu menyaingi budaya global yang sedang mendunia. Disinilah perlunya kesadaran remaja bahwa budaya lokal senantiasa akan bertahan apabila kita tidak membiarkannya tertindas. Hal ini perlu di dukung dengan wujud nyata terhadap pengembangan dan pelestarian budaya lokal dan kesenian tradidional. Kegiatan tersebut dalam upaya memposisikan secara aktual peran stategis yang harus dimainkan budaya lokal. Karena selama ini persoalan budaya semakin mendapat tantangan yang berdimensi global, utamanya menyangkut kondisi pemahaman dan aktualisasi nilai-nilai budaya. Selain itu, kini banyak terjadi ketimpangan tindakan remaja dalam kehidupan sosial di masyarakat. Hal ini membutuhkan perhatian atau konsentrasi yang lebih dari dinas budaya dan pariwisata untuk merespon persoalan-persoalan ini. Tentunya melalui pendidikan formal maupun informal. Pemahaman nilai-nilai budaya lokal dan kesenian tradisional kepada remaja dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, seperti pendidikan muatan lokal bagi siswa sekolah, pendidikan muatan lokal, lomba karya tulis, pameran budaya, karnaval budaya, dsb. Penghargaan terhadap kearifan budaya lokal akan bermanfaat luas bagi terwujudnya warga Negara yang beradab dan demokratis apabila dapat dikolaborasi secara kreatif dan dinamis. Dengan menghargai budaya lokal, seorang remaja juga telah berupaya mengikat sikap dan perilaku dalam dalam bermasyarakat untuk lebih apresiasif terhadap nilai-nilai kebaikan, dalam mengantarkan transisi menuju demokrasi yang lebih baik. Sudah saatnya kita tidak tinggal diam. Bertindaklah demi tercapainya kelestarian budaya lokal itu sendiri. Mari mulai dari diri kita sendiri, orang-orang didekat kita, kemudian bersama-sama mengajak masyarakat luas untuk berbuat sesuatu bagi budaya yang hidup bersama kita ! http://djogjalicious.wordpress.com/2009/11/08/remaja-dan-budaya-lokal/

0 komentar: